Thursday, April 27, 2023
Jangan Panggil Aku “Ibu Pendeta”
Di atas adalah tangkapan layar dari Kamus Besar Bahasa Indonesia daring. Ada beberapa alternatif artinya, tapi kali ini mau bahas sedikit kaitan definisi nomer 3 dengan hidup saya.
Dalam tradisi gereja Protestan, pendeta itu jabatan/posisi/amanah yang harus ditahbiskan. Lihat definisi nomer 1.
Baik, sejauh ini sudah dapat gambaran ya bagaimana posisi pendeta di jemaat/gerejanya?
Sekarang mari melihat lagi ke judul. Informasinya adalah saat ini saya istri seorang pendeta. Beberapa belas tahun lalu, saya menikah dengannya saat BELUM menjadi pendeta.
.
Karena kebiasaan patriarki yang memanggil seorang istri dengan nama/posisi/jabatan suaminya, maka banyak pula anggota jemaat gereja yang memanggil saya dengan sebutan ‘ibu pendeta’.
Terima kasih atas penghormatan dan kesantunan yang ditunjukan kepada saya dan keluarga saya.
Tapi mari kita tilik lebih dalam tentang makna panggilan itu. Lihat lagi tulisan di awal alinea ini tentang pendeta. Seorang pemimpin jemaah yang ditahbiskan.
.
Saya istri pendeta. Saya TIDAK ditahbiskan menjadi pendeta. Jadi, menurut saya, memanggil saya dengan sebutan ‘ibu pendeta’ itu sebutan yang ngawur ya. Maksudnya memang sopan, tapi perlu diluruskan tentang itu.
Yang ditahbiskan ke dalam jabatan pendeta adalah suami saya. Maka dialah yang bisa dan dipersilakan dipanggil dengan sebutan ‘Bapak pendeta’; bukan saya (yang belajar Ilmu Hubungan Internasional dan saat ini mengajar Bahasa Indonesia) :)
Setiap berkenalan, saya selalu memperkenalkan diri dengan nama saya. Silakan mau tambahkan ‘Bu’, ‘Mbak’, ‘Teteh’, ‘Kak’ atau bahkan tanpa embel-embel pun saya tidak keberatan.
.
Jadi, yuk yuk yuk, belajar sama-sama bahwa bersikap santun juga perlu dilihat lagi latar belakangnya, tidak asal-asalan mengikuti kebiasaan :)
Subscribe to:
Posts (Atom)