Kalo
baca status aku yang ini, pada percaya nggak sih kalo makanan itu tuh benar
adanya enak di lidah? J
Berawal
dari kekaguman kepada Dewi Hughes yang punya berat 150 kg dan
dalam waktu 8 bulan berhasil menurunkan berat badan sampai ke 75 kg, dan tetap
dalam keadaan sehat badannya. Dari salah satu video youtube-nya, sempet dia
cerita tentang banana cake yang sehat, tidak pakai tepung, margarin, gula
tambahan atau apapun, dan tetap enak. Gue kepo dong. And universe helps me dengan memunculkan video iklan di Facebook
tentang “Two Ingredients Pancake” yang mana hanya pake pisang dan telur. WOW! Ini
kudu dicoba. Dan, di pagi yang sejuk, uplek uplek lah aku di dapur.
Cita-cita,
harapan & keinginan : Ada.
Bagus
kan ya punya keinginan untuk mulai makan makanan sehat biar sehat dan langsing
(bonusnya)?
Harapan
bagus, supaya jadi bagus ya harus dikerjakan.
Mau
makan "two ingredients banana pancake" sehat, ya kudu turun ke dapur
dan mulai mengolah.
Pisang
dikupas, dihaluskan pakai garpu, pecahin 2 butir telur, aduk rata, panaskan
teflon & mulai masukin adonan ke teflon. Matang. Angkat. Nggak kurang nggak
lebih.
Naaah,
di sini nih beberapa skill diasah.
Gosong?
Ada.
Hasilnya
hancur? Ada.
Adonan
lengket di teflon? Pasti.
Berhenti? Sayaaang
atuh kalo adonan dibuang. Itu kan makanan. Ada orang di luar sana yang untuk
beli telur aja mikir :(
Jadi,
pilihannya hanya : lanjut dan selesaikan.
Kepanasan?
Kerasa lah.
Panik?
Mulai naik levelnya.
Kuciwa?
Ada juga.
Nunggu
mateng? Mulai gak sabar.
Harus
makan sendiri karena gak ada yang suka?
Hahahhaa.... Sepertinya inilah akhir
dari test pengelolaan emosi hari itu.
Ternyata,
mewujudkan harapan itu perlu persiapan. Harapan sederhana sekalipun.
Latihan
ngebalik gorengan, perlu diasah terus. Paham tekstur makanan dan mengira-ngira
kematangan, juga perlu latihan dan feeling yang kuat. Itu tehnisnya.
Soal
mental. Apakah hatimu nggak berantakan juga kalau pancake-mu terburai
acak-acakan? :D ditambah pula mendapati satu sisi terlihat hitam karena gosong?
Apalagi ketika beberapa orang yang kamu minta untuk mencicip, tapi raut
wajahnya tetiba berubah kaya orang kebelet pipis. Apa jawabmu, sodara-sodara?
Pengelolaan
emosi penting banget kan?
Aku
tahu banget kalau pisang dan telur itu makanan penuh gizi dan enak tiada tara.
Aku memasak mereka juga dalam rangka untuk memberi nutrisi ke badan aku. Dari
sisi spiritual, aku bersyukur masih diberi nikmat hebat ini. Dan aku mau
memakan mereka :)
Maka,
ku pandangi sang pisang dengan senyum. Kukunyah perlahan dan ditelan dengan
menikmati manisnya. Tidak ada yang buruk dari masakanku ini. Dan, aku akan
mengulangnya di hari-hari mendatang.
Itu
sudah.
Cerita
tentang Sang Pisang dan Aku.
No comments:
Post a Comment