Thursday, August 22, 2013

William itu Menyebalkan! Kok bisa juara Master Chef Indonesia Season 3?!

William itu super nyebelin!
Songong,
sok keren,
sok jago,
belagu,
tengil,
over cooked - eh, over convidence.
Arrrggg.... Coba liat foto di samping deh -->

Di Galeri "Road to Top 10", makin keliatan semua tabiat-tabiat di atas. Semakin sering ngomong besar. Yang setuju ngacung. Tapi yang bikin heran, apa yang dia ucapkan, pasti dia buktikan. Bakal lolos tantangan ini-itu, bakal masuk sekian besar, bakal ngalahin si A si B, dan masih banyak contoh lain pembuktian ucapannya. Malah sering juga banget dapet pujian dari 3 juri pulak. Iya kan? Terus yang bikin saya makin penasaran, kok dia melajuuu terus sampe babak 3 besar?! Yang akhirnya juga mengantar dia ke babak Grandfinal; battle with Brian.

   Road to Grandfinal, RCTI menyajikan acara spesial yang mengulas lebih dalam tentang profil kedua grandfinalis. Di sinilah, penilaian saya soal William berubah 180 derajat. Iya beneran. Bener-bener berubah.


   Foto di atas itu momen paling canggung dari semua adegan; tapi bisa mencairkan kebekuan relasi ayah-anak selama (mungkin) bertahun-tahun.
William cerita kalau sejak SMP dia udah punya passion ke dunia masak, dan pengen menekuni dunia ini. Tapi sayang, sang ayah menentang keinginan William. Sang Ayah inginnya William melanjutkan bisnis keluarga; itu yang membuatnya terpaksa kuliah managemen - walaupun hanya bertahan selama 3 semester. Karena hatinya mantap dengan dunia kuliner, William akhirnya bertekad mengambil sekolah kuliner. Ini yang menjadi bekalnya mengikuti kompetisi masak terbesar di Indonesia.
   Oh iya, foto di atas adalah saat sang ayah akhirnya memberi restu atas pilihan William. Restu dan ikhlas mendoakan putranya untuk menjemput impian di dunia kuliner. Bertahun-tahun kaku, canggung, dan renggang, hari itu sang ayah memeluk putranya. What a moment.

Momen kemenangan William sebagai Juara 1 Master Chef Indonesia Season 3
   Sekarang aku tahu, kenapa William keliatan sombong dan songong. Dia hanya ingin menjadi lebih tough dalam menjalani pilihan hidupnya. Dia harus mempertahankan mimpinya walau harus menghadapi penolakan dari ayahnya. Kalau dia nurutin apa kata ayahnya, mungkin dia akan berelasi lebih baik dengan ayahnya. Tapi apakah itu menjamin kebahagiannya? Dengan bulat hati, William mengikuti kata hati untuk berproses dengan passionnya.
   Sosoknya yang terkesan omong besar, itu ternyata pecutan bagi diri sendiri bahwa dia bisa. Ngebuktiin kalau dia nggak OMDO alias omong doang. Dia bilang dia akan bikin masakan yang enak, dia kasih bukti kalau makanannya enak. Dia bilang akan memenangkan kompetisi ini dengan poin yang jauuuh di atas Brian, sekali lagi dia juga buktiin ucapannya.
   Setiap ucapan yang dia keluarkan, berbanding lurus dengan usaha yang dia kerjakan. That what makes him a winner.
   
   Terus jadi ngaca juga nih.
   Kita semua juga pasti pernah dapat penolakan kan? Entah penolakan dari orang asing, atau bahkan penolakan dari keluarga sendiri. Sekuat apa kita mempertahankan kata hati kita? Sekuat apa kita memperjuangkan mimpi kita? Sekeras apa usaha kita untuk mewujudkan mimpi kita?
   Nggak ada yang tahu sebulat apa tekad kita. Orang hanya melihat luarnya saja. Tapi ketika perbuatan yang kita lakukan mencerminkan ucapan kita, orang akan melihat tekad kita.
   Mulai sekarang, siapkah untuk lebih mengeraskan tekat untuk mengejar dan mewujudkan mimpi masing-masing?




Sumber seluruh foto : MasterChefIndonesiaOfficial Facebook acc