Sunday, February 8, 2015

All I Really Need to Know I Learned in Kindergarten (akan bersambung..)

Judul di atas adalah buku yang ditulis oleh Robert Fulghum (New York : Villard Books, 1990). Sebetulnya saya belum pernah baca buku itu :D Tapi ringkasannya disampaikan oleh seorang tua yang beberapa kali saya jumpai dalam acara formal.

Tulisan saya kali ini lahir dari hasrat besar karena, pertama, saya mengagumi sesosok sepuh ini. Kedua, tentu saja karena sharing beliau tentang buku di atas sangat nanceb di hati dan kepala saya. Supaya catatannya nggak hilang terselip di antara tumpukan kertas di rumah, ya maka lebih baik saya tulis di sini. (Lebih mudah menemukan alamat tautan di blogspot dibanding bongkar-bongkar kardus di rumah, hehehe).

Dalam bukunya, Fulghum merangkai kata-kata berikut :
Semua yang perlu ku tahu, telah ku pelajari di taman kanak-kanak. 
Semua yang perlu ku tahu mengenai bagaimana menjalani hidup,
  apa serta bagaimana melakukannya, ku pelajari di taman kanak-kanak.
Kearifan tidak terletak di puncak gunung sekolah pasca sarjana,
tetapi di bak pasir taman kanak-kanak dan sekolah minggu.

Ada 16 butir kearifan yang disampaikan dalam buku tersebut (yang disampaikan juga oleh sesosok sepuh yang saya kagumi tadi, tepat 1 hari setelah ulang tahun saya yang ke 28). Butir per butir tulisan Fulghum akan saya tulis ulang penjelasan dan rinciannya secara harian. Ini tentu saja supaya kalian yang baca nggak keburu bosan :D dan ini juga jadi latihan buat saya pribadi untuk konsisten menulis ^_^

Sebagai ringkasan, ini dia 16 butir kearifan Fulghum :

  1. Berbagi segala sesuatu (share everything)
  2. Bermain dengan jujur (play fair)
  3. Jangan memukul orang (don't hit people)
  4. Taruh kembali barang yang kau ambil (put things back where you found them)
  5. Rapikan kembali apa yang kamu berantaki (clean up your own mess)
  6. Jangan mengambil barang yang bukan milikmu (don't take things that aren't yours)
  7. Ucapkan "maaf" jika kau melukai seseorang (say you're sorry when you hurt somebody)
  8. Cuci tanganmu sebelum makan (wash your hands before you eat)
  9. Siram sehabis pipis (flush)
  10. Kue dan susu baik untuk kesehatanmu (warm cookies and cold milk are good for you)
  11. Jalani hidup berimbang - belajar dan berpikir, menggambar, mewarnai, menyanyi, menari, bermain dan mengerjakan sesuatu setiap hari (live a balanced life - learn some and think some, draw and paint and sing and dance and play and work every day some)
  12. Tidur siang setiap sore (take a nap every afternoon)
  13. Manakala keluar ke dalam dunia, hati-hati terhadap lalu linta, bergandengan tanganlah dan tetap bersama-sama (when you go out into the world, watchout the traffic, hold hands, and stick together)
  14. Sadari keajaiban. Ingatlah benih yang kecil di dalam pot : akarnya tertanam ke bawah dan tumbuhnya membesar ke atas. Tak seorangpun tahu bagaimana dan mengapa, tapi kita semua seperti itu (Be aware of wonder. Remember the little seed in the styrofoam cup : the roots go down and the plant goes up and nobody really knows how or why; but we are all like that)
  15. Ikan emas, tupai dan tikus putih, bahkan benih kecil di dalam pot - semuanya akan mati. Begitu juga kita (Goldfish and hamsters and white mice and even the little seed in the styrofoam cup - they all die. So do we)
  16. Lalu ingat juga buku-buku bacaanmu. Kata pertama yang kau pelajari - kata terbesar dari segalanya - LIHAT! (and then remember the Dick-and-Jane books and the the first word you learned - the biggest word of all - LOOK)

Fulghum sangat menolong kita memahami mengapa Yesus mengatakan, "..... barangsiapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."



Oh iya, sosok sepuh yang mengagumkan itu adalah Kuntadi SumadikaryaSeorang besar (dan pembesar) yang tanpa ragu mengirimkan permohonan pertemanan di akun Facebook saya dan menyapa, "Rani, apa kabar? Masih inget 16 butir Fulghum?"***