Tuesday, December 31, 2013

Dosa itu (tampangnya) manis

Pementas Teatrikal "You're Still Precious"

Dosa itu manis.
Iya, dia tidak lagi bertampang seram.
Seseram sosok berjubah hitam kumuh berwajah garang yang menenteng kampak dan tombak.

Dia mengintip dengan manis dan sensual.
Sesensual tata rambut rapih dan tubuh atletis pria.
Semanis lekuk pinggang dan kaki jenjang para perempuan.

Dia menggoda dan menyelip dalam berbagai rupa.
Cobalah berkawan dengan kesesakan dan penat mendalam.
Hisaplah bakaran tembakau.
Hiruplah asap daun ganja kering.
Habiskanlah tegukan berbotol-botol alkohol.
Atau telanlah pil rupa-rupa warna lalu menari sampai gila.

Dia berkedip manja dan menunggu dengan setia.
Cobalah merasa tidak beruntung dan selalu kalah.
Maka demi harta dan tahta, kau akan berpikir untuk
meninggalkan suami dan berlari ke pelukan pria bergelimang emas,
menggadaikan janji setia istri untuk menghabiskan malam dengan perempuan molek,
mengutuk orang tua dan menuduh tidak becus memberikan fasilitas wahid,
mencampakan anak dan menuding mereka sebagai biang keonaran.

Dia. Sang dosa itu berwujud manis. Sensual. Molek. Menyenangkan. Ramah. Layaknya seorang sahabat. Seolah menghilangkan masalah.

Sekarang sudah hampir akhir 2013 dan akan masuk ke 2014.
Lalu apa kabar si dosa?

Selamat tahun baru?
Selamat?
Selamat dari apa?
Siapa yang janjikan selamat?
Emang bisa selamat?
Masih mau bilang "selamat tahun baru"?

Masih mau bersahabat dengan si dia?
Ingat saja pepatah ini :
"Jangan terbang karena pujian. Jangan tumbang karena cacian"

Jaga diri, jaga hati.
Sekarang waktunya untuk buka lagi halaman baru.
Pegang alat tulisnya dengan mantap.
Mulailah menulis. Membuat skesta. Menyusun rencana.

Wish you a happy new year.
Hugs and kisses.



PS : inspired by new year eve theatrical performance "You're Still Precious" in Pasundan Christian Church Bandung.

Wednesday, December 11, 2013

Resep Masakan Simpel di Rumah (Kentang, Telur, Buncis)

Balada ngeles ga bisa masak, jadi pilih masakan yang simpel :D
Buat yang ga ngerti cara ngitung kalori atau karbohidrat atau serat harian dll itu,
tapi rasanya resep ini udah mencukupi kebutuhan makan, hehe..
Karbohidrat udah ada dari kentang.
Protein hewani tersedia dari telur.
Serat dan sayur hijau-hijauan sudah ada dari buncisnya.

Ini foto masakan jadinya ya ^_^

Mari kita mulai memasak ^_^

Bahan :
Buncis 1/4 ons
Kentang 4 buah. Potong masing-masing menjadi 4 bagian.
Telur rebus 4 butir

Bumbu :
Bawang merah 3 butir
Bawang putih 3 butir
Daun jeruk 4 lembar
Serai 1 batang
Daun salam 3 lembar
Kunyit 2 ruas
Garam secukupnya
Minyak goreng untuk menumis
Air putih 1 gelas

Cara membuat masakan:
  • Haluskan bawang merah, bawang putih, dan kunyit.
  • Tumis bumbu
  • Masukan serai, daun salam, dan daun jeruk
  • Tumis sampai wangi
  • Masukan air putih. Tumis sampai tercampur. Tambahkan garam.
  • Masukan bahan-bahan. Kecuali buncis, dimasukan terakhir.
  • Masak hingga semua matang.
Menu ini bisa disiapkan untuk 4 porsi.
Buat yang lagi mengurangi nasi, tidak usah pakai nasi juga nggak apa-apa kok ;)

Selamat memasak ^_^

Thursday, November 28, 2013

Mengingat Kenangan - Mengenang Ingatan


~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~
Kalimat paling indah tidak terasa nikmat jika tidak ada spasi. 
Kita butuh jeda untuk saling merasakan. 
Berjalan sendiri pernah dijalani hanya untuk mencari sebuah makna. 
Maka aku tidak akan mengukungmu atas apa yang kita lalui sebagai persahabatan.

Kepedulian lebih dari sekedar kompromi dan kesepakan untuk tidak saling menyakiti.
Kepedulian adalah kesepakatan yang dipahami, tanpa perlu dibicarakan untuk saling membantu.

Saat semua berlebih di dalamku.
Kompromi di tempurung kepala.
Kemarahan di telapak tangan.
Pengampunan di ulu hati.
Kamu selalu ada mencoba untuk membuatku diam dan berfikir.
Dan itu berlaku dua arah.
Tak mudah, tapi selalu ada senyum.
 
Senyum kejujuran.
Tawa kejujuran.
Anggukan kepercayaan.
Semua pernah kita lakukan.
Bahkan kebohongan-kebohongan kecil yang tak luput dari gelegan kita.
Tapi aku percaya. Kamu?

Hidup bukan tentang mencari diri.
Tapi mengenai menciptakan diri.
Kalau mungkin, aku ingin agar perempuan terlebih dahulu mencintai kehidupan.
Barulah mencintai laki-laki dalam kehidupan itu.

Kita adalah pejuang
Ada misteri di dekat kita yang menantang untuk diungkap.
Selamat melanjutkan hidup.
Jangan lupa pada titiknya untuk berhenti sejenak.
Untuk lagi mengumpulkan kekuatan yang lebih.

Salam hangat.



~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~   ~ 

Itu  coretanku beberapa tahun yang lalu tentang relasiku dengan rivalku, jeng Uie.
Sebenernya udah lupa kalo dulu pernah nulis begituan, hehe..
Tapi hari ini, dia balikin tulisan itu buatku.
Tepat di hari aku merayakan hidup yang sudah Tuhan kasih selama 27 tahun belakangan.

Setelah dibaca berulang-ulang,
rada geli juga sih ngliat 'karyaku' bertahun yang lalu :p
Rada jijay gimanaa gitu..
Tapi kok ya rasa waktu nulis itu masih bisa dirasain sekarang.
Tentang "spasi",
tentang "dua arah",
tentang "kepedulian",
tentang "komitmen",
tentang "persahabatan"
Rasanya nilai-nilai umum yang buatku masih sesuai dengan konteks sampai saat ini (halaah.. apa ini?).

Ternyata (paling enggak buatku dan buat jeng Uie ini) menulis itu bisa dijadikan obat.
Bisa meringankan rindu (huehehe...), membantu proses penyembuhan luka batin, juga obat pemulih ingatan kalau masih ada hal baik yang bisa dirasain.

Ahhh.... tetiba pengen mewek sendiri.
Bukan. Bukan karena jeng Uie ngasih tulisan itu.
Tapi betapaaaa nikmatnya hidup kalau rajin menanam hal baik.
Tuaiannya inshaAllah bakal manis di masa depan.

Selamat merayakan hidup, dear friends.

Thursday, October 3, 2013

Hal Pengabulan Doa



  • Ketika kita berdoa, kita harus tahu kepada siapa kita berdoa; kepada Allah yang kikir atau Allah yang baik hati?
  • Manusia jika terus menerus diminta mungkin akan jadi jengkel. Tetap Allah tidak. Justru Dia senang.
  • Tuhan Yesus menggambarkan Allah seperti Bapa bagi anak-anakNya (Luk 11:12)
  • Allah tidak bisa menolak doa kita. Terlebih jika doa kita adalah sebuah kebaikan. 
  • Tetapi jawabanNya itu akan Ia berikan menurut caraNya sendiri.
  • Kita tidak bisa mendikte Allah.
  • Allah akan menjawab doa kita dengan kebijaksanaan dan kasihNya.
  • Di samping mengajarkan dasar dalam berdoa, Tuhan Yesus juga memberikan tugas dan kewajiban kepada kita.
  • Yaitu untuk terus menerus meminta dan mengetuk. Bukan sekali dua kali. Tapi terus menerus.
  • Ada ketekunan dan ketabahan dan kesungguhan supaya yang kita minta itu pantas dikabulkan.

.....Sebuah catatan selipan di Alkitabnya.

Thursday, August 22, 2013

William itu Menyebalkan! Kok bisa juara Master Chef Indonesia Season 3?!

William itu super nyebelin!
Songong,
sok keren,
sok jago,
belagu,
tengil,
over cooked - eh, over convidence.
Arrrggg.... Coba liat foto di samping deh -->

Di Galeri "Road to Top 10", makin keliatan semua tabiat-tabiat di atas. Semakin sering ngomong besar. Yang setuju ngacung. Tapi yang bikin heran, apa yang dia ucapkan, pasti dia buktikan. Bakal lolos tantangan ini-itu, bakal masuk sekian besar, bakal ngalahin si A si B, dan masih banyak contoh lain pembuktian ucapannya. Malah sering juga banget dapet pujian dari 3 juri pulak. Iya kan? Terus yang bikin saya makin penasaran, kok dia melajuuu terus sampe babak 3 besar?! Yang akhirnya juga mengantar dia ke babak Grandfinal; battle with Brian.

   Road to Grandfinal, RCTI menyajikan acara spesial yang mengulas lebih dalam tentang profil kedua grandfinalis. Di sinilah, penilaian saya soal William berubah 180 derajat. Iya beneran. Bener-bener berubah.


   Foto di atas itu momen paling canggung dari semua adegan; tapi bisa mencairkan kebekuan relasi ayah-anak selama (mungkin) bertahun-tahun.
William cerita kalau sejak SMP dia udah punya passion ke dunia masak, dan pengen menekuni dunia ini. Tapi sayang, sang ayah menentang keinginan William. Sang Ayah inginnya William melanjutkan bisnis keluarga; itu yang membuatnya terpaksa kuliah managemen - walaupun hanya bertahan selama 3 semester. Karena hatinya mantap dengan dunia kuliner, William akhirnya bertekad mengambil sekolah kuliner. Ini yang menjadi bekalnya mengikuti kompetisi masak terbesar di Indonesia.
   Oh iya, foto di atas adalah saat sang ayah akhirnya memberi restu atas pilihan William. Restu dan ikhlas mendoakan putranya untuk menjemput impian di dunia kuliner. Bertahun-tahun kaku, canggung, dan renggang, hari itu sang ayah memeluk putranya. What a moment.

Momen kemenangan William sebagai Juara 1 Master Chef Indonesia Season 3
   Sekarang aku tahu, kenapa William keliatan sombong dan songong. Dia hanya ingin menjadi lebih tough dalam menjalani pilihan hidupnya. Dia harus mempertahankan mimpinya walau harus menghadapi penolakan dari ayahnya. Kalau dia nurutin apa kata ayahnya, mungkin dia akan berelasi lebih baik dengan ayahnya. Tapi apakah itu menjamin kebahagiannya? Dengan bulat hati, William mengikuti kata hati untuk berproses dengan passionnya.
   Sosoknya yang terkesan omong besar, itu ternyata pecutan bagi diri sendiri bahwa dia bisa. Ngebuktiin kalau dia nggak OMDO alias omong doang. Dia bilang dia akan bikin masakan yang enak, dia kasih bukti kalau makanannya enak. Dia bilang akan memenangkan kompetisi ini dengan poin yang jauuuh di atas Brian, sekali lagi dia juga buktiin ucapannya.
   Setiap ucapan yang dia keluarkan, berbanding lurus dengan usaha yang dia kerjakan. That what makes him a winner.
   
   Terus jadi ngaca juga nih.
   Kita semua juga pasti pernah dapat penolakan kan? Entah penolakan dari orang asing, atau bahkan penolakan dari keluarga sendiri. Sekuat apa kita mempertahankan kata hati kita? Sekuat apa kita memperjuangkan mimpi kita? Sekeras apa usaha kita untuk mewujudkan mimpi kita?
   Nggak ada yang tahu sebulat apa tekad kita. Orang hanya melihat luarnya saja. Tapi ketika perbuatan yang kita lakukan mencerminkan ucapan kita, orang akan melihat tekad kita.
   Mulai sekarang, siapkah untuk lebih mengeraskan tekat untuk mengejar dan mewujudkan mimpi masing-masing?




Sumber seluruh foto : MasterChefIndonesiaOfficial Facebook acc

Wednesday, July 24, 2013

Aku meminta kepada Tuhan untuk . . . . .

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanku.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Itu bukan untuk Ku singkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyempurnakan cacatku.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Jiwa adalah sempurna, tubuh hanyalah sementara.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkan aku kesabaran.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Kesabaran adalah hasil dari kesulitan. Itu tidak dihadiahkan, tetapi dipelajari.

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberi aku kebahagiaan.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Aku memberimu berkat. Kebahagiaan adalah tergantung padamu.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan penderitaan.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Sebab penderitaan akan menjauhkanmu dari perhatian-perhatian duniawi meskipun membawamu mendekat kepadaKu.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menumbuhkan rohku.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas supaya membuatmu berbuah.

Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
   Tuhan menjawab, "TIDAK!"
   Aku hanya akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal.

Aku meminta kepada Tuhan untuk membantuku mengasihi orang lain, seperti Dia selalu mengasihiku.
   Tuhan menjawab, "Aaahh... Akhirnya kau mengerti."
   Bagi dunia, kau mungkin hanyalah seseorang.
   Tetapi bagi seseorang, kau mungkin adalah dunianya.
   Hari ini adalah milikmu, dan karena itu jangan sia-siakan.



(sebuah tulisan inspiratif dari suatu tempat yang tak disangka)

Monday, July 22, 2013

"The Parable of the Pipeline" by Burke Hedge

Sumber gambar : True Leverage

Yuuk kita santai sejenak, tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan, ulangi beberapa kali...
Lalu bacalah kisah dibawah
Kisah Pablo dan Bruno di sebuah lembah di Italia tahun 1801

==================================================

Pada jaman dahulu kala, ada dua saudara sepupu yang sangat ambisius.
Yang pertama Pablo dan yang kedua Bruno, mereka tinggal berdampingan di sebuah desa kecil di Italia.

Kedua orang itu merupakan anak-anak muda yang berkualitas dan memiliki cita-cita yang tinggi, mereka juga sering berkhayal bagaimana jika suatu hari nanti menjadi orang terkaya di desanya.  keduanya orang yang sangat cemerlang dan tekun bekerja, yang mereka perlukan hanyalah kesempatan.

Pada suatu hari kesempatan itu pun datang.  Kepala desa memutuskan untuk mempekerjakan dua orang untuk membawa air dari sungai ke sebuah penampungan air di tengah desa itu.

Keduanya segera menuju sungai dan membawa ember masing-masing 2 buah.  Menjelang sore hari, keduanya telah mengisi penampungan air sampai mencapai sisi-sisi permukaannya.  Kepala Desa menggaji mereka masing-masing berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa.

"wah, ini berarti cita-cita kita terkabul!" seru Bruno. "saya tidak bisa percaya bahwa kita bisa mendapat rejeki sebanyak ini."

Tapi Pablo tidak ingin yakin begitu saja.  Punggungnya nyeri dan kedua telapak tangannya lecet-lecet.  Akibat membawa dua buah ember yang berat.  Keesokan paginya, ia merasa takut saat harus pergi kerja. Karena itu, ia berfikir keras mencari akal bagaimana caranya membawa air dari sungai ke desanya.

"Bruno saya punya rencana," kata Pablo keesokan harinya saat mereka mengambil ember-ember dan berangkat menuju ke sungai. "daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa penny per hari.  kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran dar sungai ke desa kita."

Bruno menghentikan langkahnya seketika.  "Saluran pipa! ide darimana itu?" seru Bruno. 'kita kan sudah mempunyai perkerjaan yang sangat bagus, Pablo. saya bisa membawa membawa 100 ember sehari, dengan upah 1 penny/ember, berarti penghasilan kita bisa 1 dolar/hari. pada akhir minggu saya bisa membeli sepatu baru, pada akhir bulan saya bisa membeli seekor sapi dan dalam 6 bulan saya bisa membangun sebuah gubuk baru.  Kita akan kaya! jadi buang jauh-jauh pikiran untuk membangun saluran pipa itu."

Tapi pablo tidak putus asa.  Ia dengan sabar menerangkan tentang rencana pembuatan pipa salurannya kepada Bruno.  Pablo memutuskan untuk bekerja paruh waktu, dari senin-jumat separuh waktu dia bekerja mengangkut ember, separuh waktunya untuk membangun saluran pipa.  pada akhir pekan dia bekerja penuh untuk membangun saluran pipa.

Dari awal, dia sudah menyadari bahwa akan sulit baginya untuk menggali saluran di batu karang, karena hanya bekerja separuh waktu mengangkut ember maka penghasilannya pun otomatis menurun. Dia paham akan membutuhkan 1-2 tahun sampai saluran pipanya selesai.  Tetapi Pablo fokus pada impian dan cita-citanya, karena itu dia terus giat bekerja.

Sementara itu Bruno yangberpenghasilan 2 kali lipat dari Pablo, terus membangga-banggakan barang-barang barang-barang baru yang telah berhasil dibelinya.  ada keledai yang dilengkapi sadel kulit baru, diparkir di samping gubuk barunya yang punya 2 lantai.  Dia juga membeli baju-baju indah dan makan mewah di kedai desa.  Dia selalu mentraktir warga desa yang menyambutnya di bar untuk minum dan berkelakar.

Sementara Bruno hanya bisa berbaring di Hammock di sore hari dan tetap bekerja pada hari pekan.  pablo terus menggali saluran pipanya.  Pada bulan-bulan pertama, Pablo memang tidak bisa menunjukan hasil dari usahanya, saking beratnya usahanya dia juga bekerja sampai malam hari.

Tapi Pablo selalu mengingatkan diri sendiri bahwa cita-cita masa depan dibangun berdasarkan pada perjuangannya hari ini..dia pun semangat menggali batu karang inchi demi inchi.  Dari 1 inchi kemudian menjadi 1 kaki, kemudian menjadi 10 kaki, kemudian 20 kaki , 100 kaki dan seterusnya....

"bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian," kata-kata itu selalu dicamkannya saat ia kembali ke gubuknya dan menghempaskan tubuhnya yang lelah di kasurnya.  meski lelah dia sudah bisa memperkirakan keberhasilan yang akan dicapainya.  caranya setiap hari dia menetapkan target yang akan dicapainya hari itu, lalu dia akan bekerja keras untuk mencapainya, dia yakin bahwa hasil yang akan dicapainya akan jauh lebih besar daripada perjuangan yang dilakukannya.

Hari berganti bulan, pada suatu hari Pablo menyadari bahwa saluran pipanya sudah setengah jalan, berarti dia hanya perlu bekerja setengah jalan lagi, saat beristirahat Pablo melihat saudaranya Bruno masih terus mengangkut ember-ember.  Bahu Bruno tampak semakin lama semakin bungkuk, langkahnya lamban akibat bekerja membawa beban selama  berbulan-bulan.  Bruno terkadang sedikit pesimis, bahwa dirinya akan ditakdirkan terus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya.  Bruno tidak lagi minum-minum di bar, dia lebih sering duduk sendiri dis udut rumahnya sambil ditemani botol-botol kosong.

Akhirnya saat bahagia Pablo pun tiba, saluran pipanya rampung!  orang-orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipanya menuju ke penampungan air di desa.  sekarang desa itu sudah bisa mendapat pasokan air bersih secara tetap.  bahkan orang-orang yang tinggal di desa lain mulai pindah ke desa itu, membuat desa itu semakin tumbuh berkembang dan makmur.

Setelah saluran pipa selesai, Pablo tidak perlu lagi membawa-bawa ember.  Airnya akan selalu mengalir, kapanpun saat dia bekerja ataupun tidur, semakin banyak air mengalir ke desa semakin banyak uang yang mengalir ke kantong Pablo.

banyak orang memuji pablo atas keberhasilannya, Tapi Pablo paham bahwa yang ia capai bukanlah suatu keajaiban, dia mendapatkannya karena kerja keras.

kini Pablo yang sudah sukses mendatangi saudaranya Bruno, untuk mengajaknya membangun saluran ke seluruh wilayah.  Jika sendirian Pablo membangun saluran pipa dalam masa 2 tahun, maka dengan bantuan Bruno pekerjaan membuat saluran akan menjadi jauh lebih cepat, apaalgi kini Pablo telah paham alat-alat apa yang digunakan, titik mana yang harusnya di gali dan dihindari, juga paham pipa-pipa yang harus dipasang.

Tahun-tahun berlalu Pablo dan Bruno sudah pensiun, usaha saluran pipanya terus mengalirkan uang ke tabungan mereka,mereka hidup bahagia tercapai sudah impian-impian mereka bahkan melampui dari yang mereka pernah impikan sebelumnya.

==================================================

Setelah membaca kisah tadi, coba renungkan kita sekarang ada di jenis mana.
Kita sekarang ini apakah Bruno si pembawa ember atau Pablo si saluran pipa?
Kalau kita amati, kita hidup masih didominasi oleh mental pembawa ember.
Jika ditawari kesempatan membangun saluran pipa maka mereka akan menolak,
"Cuma mereka yang lebih dahulu terjun membangun saluran pipa yang akan sukses!"
atau kalaupun mau membangun saluran pipa akan balas bertanya,
"Tapi harus mencangkul ya? Saya gak bisa mencangkul!"
Padahal Pablo sudah menjelaskan bukan,
dengan membangun saluran pipa oleh banyak orang pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan,
apalagi Pablo sudah memahami ilmu membangun saluran saluran pipa.

Dari hikmah kisah di atas, saya yang semula rajin membawa-bawa ember,
mulai memikirkan untuk membuat saluran pipa,
karena saya berfikir ember-ember yang saya bawa
tidak akan mampu memenuhi pencapaian mimpi-mimpi saya.
Supaya saluran pipa saya cepat rampung
saya harus menghubungi orang-orang yang sudah ahli membuat saluran pipa.
Karena saya yakin dengan bergabung dengan para ahli pembuat saluran pipa,
mimpi-mimpi saya akan segera tercapai.

Dalam hal ini saluran pipa saya adalah d'BC Network Oriflame.
Memang banyak yang menawarkan saluran pipa yang lain,
tapi hanya d'BC Network yang mempunyai peralatan ajaib namanya "e-pipeline" (saluran pipa internet).
e-pipeline ini sungguh luar biasa dalam hal efisensi waktu.
Kegiatan 'mencangkul' batu karang yang sedianya dilakukan dalam 100 jam,
bisa diefisenkan hanya dengan 1 jam.

Kini e-pipeline dBC Network saya mulai menampakkan hasil.
Di bawah bimbingan dan kerjasama para pembuat saluran e-pipeline lainnya di dBC Network,
perlahan-lahan saluran pipa saya mulai memanjang
dan mulai mengalirkan air sedikit-demi sedikit,
pada saatnya nanti (tidak terlalu lama) saluran akan terbangun dan rampung,
e-pipeline saya akan terus mengalirkan air meski saya pensiun nanti.

Saat ini saya masih bekerja keras membangun e-pipeline dan menduplikasi e-pipeline lainnya.
Jika kalian sudah lelah membawa-bawa "ember",
saatnya bergabung dengan saya membangun e-pipeline super canggih
yang akan mengalirkan air dengan deras.
Kalian tidak akan sendirian.
Kami semua di d'BC Network akan saling bekerja membantu
membangun salurannya sehingga mimipi-mimpi kita, apapun itu, bisa lebih cepat dicapai.


Mari bergabung dengan e-pipeline d'BC Network di sini
www.daftardbcn.com/?id=dreambigbiz

Salam online

WiRani
081809666432