Wednesday, August 18, 2021

Resensi Buku: Memburu Muhammad

Koleksi pribadi

Identitas buku

Judul buku: Memburu Muhammad

Pengarang: Feby Indirani

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun terbit: Oktober 2020

Jumlah halaman: 210 halaman

ISBN: 978-602-291-745-8


Sinopsis

Sampul belakang (koleksi pribadi)

"Mungkin bisa ada ratusan Muhammad baru di kelurahan ini saja, Bapak yakin ingin menemukan satu Muhammad?"

"Ada cara untuk membuatnya lebih mudah kah? Katanya ini jaman serba canggih, orang kuno seperti aku tidak mengerti! Siapa di sini yang bisa menggunakan benda terang bercahaya itu, yang bisa memberikan jawaban?"

(Seperti yang tertera pada sampul belakang buku ini)







Resensi

Ini buku fiksi. Namun seluruh kisah terasa sangat nyata dan dekat dengan keseharian karena ditarik ke dalam waktu masa kini. Betapa Annisa kecil merasa jijik dengan perilaku kedua orang tuanya, dan bahkan orang dewasa lainnya saat melakukan hal yang mereka bilang, "Anak kecil nggak usah ikut campur!" Atau ketika sesosok sangar berpedang merangsek masuk ke kantor Kelurahan demi mendapatkan informasi mengenai warga yang bernama Muhammad, seseorang yang telah menghancurkan hidupnya bertahun-tahun silam. Atau kisah pelik tentang sebuah mahluk misterius yang menyerang sebuah negara, tapi hanya warga perempuan saja. Bahkan, disajikan juga sebuah kisah cinta luar biasa yang justru akhirnya menghancurkan hidup sang pencinta.

Buku ini adalah kumpulan cerpen yang ditulis untuk menghidupkan kembali ilustrasi-ilustrasi kotbah ke dalam set kehidupan saat ini. Ada kisah yang berdiri sendiri, namun ada juga kisah yang memiliki tokoh yang sama. Dalam kesempatan dan media yang berbeda, penulis menyebutkan bahwa mungkin nanti akan ada kelanjutan kisah dari tokoh di ceritanya itu.


Kelebihan buku

Ada beberapa gambar atau sketsa sebagai ilustrasi di kisah ke 10. Ini seperti hiburan tersendiri ketika sampai di tengah perjalanan membaca buku ini.


Kekurangan buku

Pada halaman 180, penulisan nama tidak menggunakan huruf kapital (walaupun ini hanya nama binatang peliharaan :D)


Opini

Sejak di kisah pertama, buku ini sudah membuat saya "jijik" dan menimbulkan candu untuk mengajak terus menelusuri kisah-kisah lainnya. Cara penulis bertutur membuat pembaca hanyut dalam setiap kisah. Ketika disajikan polemik haram-halal dari semangkuk bakso mampu meninggalkan perasaan gemas dan turut merasakan lapar juga. Kisah spiritualitas insani yang diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, meninggalkan tanya dan ruang diskusi di dalam diri. 

Pesan manis dari penulis