Tuesday, September 15, 2015

Aku dan Seragam Putih-Merah

Akhir Juli 2015 yang lalu aku bergabung ke Rumah Belajar "Embrio" ini sebagai teman belajar beberapa anak-anak Sekolah Dasar Santo Yusup Cikutra, Bandung

Rumah Belajar "Embrio" ini digagas oleh Bu Eni Kurniati karena memang beliau senang dengan pelajaran matematika ^_^ Dimulai dengan kesukaan tersebut (yang berhasil mengantarkan putra semata wayangnya menjadi juara lomba-lomba matematika), lalu ada usulan dari beberapa rekan beliau untuk berbagi juga dengan anak murid lainnya, maka dibukalah rumah belajar ini.

Kalo aku, apakah aku juga suka matematika? Hahaha.. Gimana ya nulisnya? Iya, aku suka berhitung. Tapi nilai matematikaku nggak pernah membanggakan euy. Keseringan dapat 6. Dapat 7 hanya kadang-kadang. Apalagi 8, 9, 10. Haduuuhh.... Malu..

Tapi bukan itu kok poinnya antara aku dan 'Embrio' ini.


Yang mau ku ceritakan adalah bagaimana aku juga belajar di kelas ini (bukan hanya anak-anak berseragam putih-merah saja yang belajar.) Oleh Bu Eni, aku diminta untuk mendampingi 4 (empat) orang anak-anak kelas 2.

Tugasku sederhananya 'hanya' 3 :
  1. (berdasarkan Buku Tugas masing-masing) memastikan PR mereka dikerjakan di sini.
  2. Jika tidak ada PR dan atau ulangan maka berlatih soal-soal untuk pelajaran esok hari. 
  3. Jika ada ulangan, maka hari ini ada latihan soal untuk mata pelajaran yang dimaksud 
Mengenai mata pelajaran sebenarnya tidak ada hambatan berarti. Namanya juga SD kelas 2. Ya kan? :D Tapi di luar sisi akademik, ada hal-hal yang menurutku harus dimiliki seorang pengajar :
  • Ketulusan mendengar
  • Kesabaran menyampaikan/bicara
  • Ketegasan mendampingi
  • and the list goes on.....

Anak-anak itu sudah sejak subuh hari pergi dari rumahnya ke sekolah. Di sekolah berkegiatan sampai sekitar pk. 12.00. Lalu yang punya kegiatan ekstra kulikuler, langsung ke lokasi masing-masing untuk kegiatan itu (taekwondo, modelling, angklung, seni tari, dan lainnya). Setelah itu mereka juga harus ke rumah belajar untuk mengerjakan PR-nya. Bahkan setelah dari rumah belajar ini harus ke tempat les Bahasa Inggris di tempat lain.

 Tak jarang beberapa anak selalu merengek ketika tiba di rumah belajar, "Tante Raniii... aku capek.."
Lalu, aku harus gimana Dek? Aku tau banget rasanya capek. Dan aku akan dengan sangat senang menyilakanmu untuk istirahat tidur siang. Tapi kalau aku melakukan itu, orang tuamu akan ngomel ke Bu Eni karena kamu nggak ngerjain PR-mu. Ditambah kalau nilai ulanganmu tidak seperti yang diharapkan orang tuamu, habislah Bu Eni.
(Iya Bu Eni yang diomelin. Karena "kepala sekolahnya" kan Bu Eni, hehehe)

Huwaahhh... anak-anak sekecil itu dibombardir dengan rupa-rupa tuntutan orang tua dan tuntutan jaman. Iya betul, kalau tidak dibekali, maka tunas muda itu tidak bisa bersaing di kerasnya dunia. Tapi kok ya rasanya.... ada yang ngganjel di hatiku :'( dan bodohnya aku nggak cukup cerdas untuk menggali ganjalan itu dalam tulisan, lalu mencari penyelesaiannya.

Tapi, biarlah sambil waktu berjalan, aku akan mejadi kawan belajar mereka. Kawan yang bermanfaat. Semoga.



Cicadas-Bandung, September 2015
WiRani

2 comments:

  1. curang ga pake seragam kok ikutan belajar

    ReplyDelete
  2. yang dilarang belajar kan cuma orang miskin :p

    ReplyDelete