Wednesday, May 30, 2012

Bercerita di Sekolah Minggu tentang Nabi Elia

Di penghujung Mei 2012 ini aku pengen berbagi tentang pengalamanku minggu lalu (27 Mei 2012) pas ngajar Sekolah Minggu kelas Anak Kecil & Balita. Di sini kelasnya memang digabung, karena memang jumlah anak berusia di bawah 7 tahun di Pos Pelayanan Situsaeur, Bandung, tidak begitu banyak. Hanya 13 anak.

"I expect nothing but the best"

Aku mengharapkan diriku sendiri untuk bisa melakukan yang terbaik untuk menyampaikan Firman Tuhan ke anak-anak,
Aku juga mengharapkan anak-anak sekolah minggu yang ada di dekatku bisa nangkep apa yang ini aku sampaikan,
yang pasti sih aku selalu mengharapkan dan memohon ke Tuhan untuk memberkati dan menyempurnakan talenta dan usaha yang aku kerjakan.

Maka dari itu, untuk merealisasikan ide-ide yang meletup-letup di kepalaku, dan juga pengetahuan yang aku baca dari artikel blogs tentang Sekolah Minggu, atau buku-buku berseri tentang teknik mengajar sekolah minggu, kali ini aku mau menyajikan pentas drama pribadi tentang Nabi Elia (yang tentu saja jadwal Bahan Bacaannya sesuai dengan kurikulum Komisi Pelayanan Anak di Gereja Kristen Jemaat Bandung).

No no no.. Aku sedang tidak ingin berkotbah dan membacakan ulang cerita di Alkitab tentang Nabi Elia, yang ruarrrr biasa panjang itu. Berdasarkan pengetahuanku, teknik mengajar atau bercerita sangatlah penting bagi anak-anak yang dilayani, karena hal ini akan bikin mereka lebih bersemangat beribadah di gereja atau di sekolah, khususnya anak-anak yang di bawah 7 tahun.

Kaya tadi yang aku bilang di atas, aku mau main drama pribadi alias mau memerankan lebih dari 1 dalam cerita Nabi Elia (Eh, dalam dunia seni peran, apa sih istilahnya untuk beginian? :p )

Dari sekian banyak perjalanan kisah Nabi Elia, kali ini aku mau ambil beberapa kisah yang bisa aku visualisasikan, hehehe... Bukannya sedang bermaksud menghilangkan unsur yang lain, tapi aku juga ngaca sama kemampuanku yang masih tingkat beginner laaahhh....

Poin yang ingin aku jadikan drama kali ini :
- Kisah pertemuan Elia dengan seorang janda dan anaknya yang sedang mencari kayu bakar di daerah Sarfat
- Mukjizat tepung dan minyak yang tidak pernah habis di rumah janda tadi
- Mukjizat yang dilakukan Nabi Elia untuk membangkitkan anak janda tadi dari kematian

Ini dia seluruh perlengkapan pentasku :D

SARUNG : dipakai untuk kostum Nabi Elia sekaligus kerudung si janda
SYAL RAJUT : untuk diikatkan kepala pas berperan jadi Nabi Elia

ROTI KERING : digunakan utk memvisualisasikan roti yg dibuat oleh si janda

Semua perlengkapan ini adalah benda-benda yang emang udah ada di rumahku. Benar-benar memanfaatkan yang ada, dan memaksinalkan fungsinya. Jadi begini ceritanya.

Masih berkostum biasa saja, dan membuka cerita dengan narasi, "Adik-adik, hari ini saya akan membawakan cerita tentang seorang Nabi yang luar biasa hebat." Tetap jaga kontak mata dengan seluruh anak-anak, sambil mengenakan sarung dan mengikat syal di kepala.
*pas aku lagi beraksi, sayangnya gak ada yg memfoto. Jadi semoga terbayang ya bagaimana bentuk orang yg pakai sarung & kepalanya diikatkan syal ;)

Sambil menarasikan kisah kekeringan yang melanda daerah itu, aku berjalan ke sana kemari dengan sangat perlahan. Maksudnya tentu saja untuk menggambarkan bahwa pada waktu itu, Nabi Elia juga menderita akibat kekeringan dan kelaparan.

Lalu ketika Nabi Elia sedang bercakap-cakap dengan si janda, aku membuat percakapan/dialognya lebih lambat & slow, karena aku perlu waktu beberapa detik lebih lama untuk melepas sarung dan menaikkannya ke atas badan, dan menjadikannya kerudung si janda. Hahahahah... Bisa kebayang gak? Kalo diinget-inget, agak norak juga sih ide ini.. Tapi aku selalu mengingatkan diri sendiri, "Kalo gak 'norak', ntar gak dapet atensi anak-anak. Hasilnya, they got nothing from you."

Caraku bercerita tetap mengikuti alur kisah poin-poin di atas, dengan improvisasi dialog, switch tone between Elija & the widow, dan bagian yg sepenglihatan mataku menjadi paling menarik buat anak-anak adalah ketika aku membuat bunyi-bunyian dari tas plastik dan mengeluarkan roti kering :D

Pesan cerita Elia kali ini tentu saja adalah ingin menekankan bahwa keberserahan Elia kepada Allah, yang diungkapkannya melalui doa, akan menjadi berkat dan sangat berkuasa.
Untuk lebih menempelkan pesan ini kepada anak-anak, ayat hafalan diambil dari Yakobus 5 : 16b "Doa orang benar, besar kuasanya." Setelah satu per satu maju ke depan dan belajar mengucapkan 1 kalimat tanpa berhenti, aku mengajak mereka juga untuk juga belajar berdoa. Tetap satu per satu ku datangi anak-anak itu, dan membimbing mereka untuk mengucapkan doa apa saja yang pernah mereka ucapkan. It works, baby!! Walau beberapa ada yang malu-malu dan masih perlu dibujuk untuk mengeluarkan suara :P, tapi aku ingin memastikan bahwa mereka dapat mengucapkan doa apa saja kepada Tuhan ^^


Harapanku tentu aja agar aku dan para pelayan anak lainnya akan lebih dimotivasi dan diperlengkapi untuk melayani generasi muda yang akan datang sehingga banyak jiwa anak-anak yang akan dimenangkan karena anak-anak akan merasa gereja adalah tempat yang cool dan menyenangkan.

Ini ceritaku. Apa ceritamu?


Hugs and kisses,
WiRani



3 comments: