Saya dengar kalimat itu dari
ucapan Agnes Monica waktu penjurian Indonesian Idol 2012, kalo nggak salah waktu
penjurian bulan Maret 2012.
Ngomong-ngomong soal Agnes Monica
dan saya, secara umur, hanya beda beberapa bulan antara saya dan dia. Saya
ngefans banget sama dia sejak dia nge-host Tralala Trilili. Believe it or not, she is my role model;
‘til today ^.^
Source : Agnes Monica Official Site |
Oia, saya bukan temennya Agnes
Monica kok, apalagi sodaranya :p Saya
‘terhubung’ sama dia karena – tentu saja selain karena dia adalah public figure yang mudah dikenali – adalah apa yang dia ucapkan dan lakukan untuk membuktikan ucapannya.
How she campaigns the slogan of “dream, believe, make it
happen” is soooo influence myself.
Beberapa
kali saya sempet
liat postingan di FB atau YM punya temen yang menuliskan hal yang sama. Jadi
ternyata bukan saya sendiri ya yang ter-influence
oleh Agnes Monica ini? ;)
Kembali ke ide awal tulisan ini
tentang ‘Nothing in this world is original.
It is influence.’ Buat
beberapa orang mungkin ini kedengeran biasa aja (atau malah nggak ngefek sama
sekali?!), tapi buat saya, ini nonjok banget. Gimana enggak? Bahkan dari bayi
pun, we are a great imitator of our
parents, atau
paling nggak, kita terpengaruh oleh orang yang kesehariannya dekat dengan kita. Dari gaya bicara, bertingkah,
bahkan mungkin cara berpikir.
Tenaaang, saya bukan lagi pengen
mengajukan pembenaran/pembelaan buat si copy
cat, plagiator, dan sejenisnya. Itu lain soal kok. Yang lagi berkutat di
kepala saya bagaimana hidup kita nih benar-benar dipengaruhi oleh banyak hal di
luar diri kita sendiri.
Agnes Monica aja di awal karir
nyanyinya sempet terinspirasi gaya nyanyinya Christina Aguilera dan BritneySpears kan? :p Buat orang yang memeluk agama atau paham tertentu, pasti ada
juga tokoh yang menjadi inspirasi mereka, baik ucapannya, tindakannya, atau
ajarannya.
Baca buku yang berisi kumpulan
cerita tentang para Guru Zen di Jepang, saya jadi terinspirasi untuk
mengosongkan diri dan lebih membumi. Melihat pembicara yang atraktif di kelas anak-anak
Sekolah Minggu, saya jadi berkeinginan untuk bisa sekeren dia. Menikmati suara
cantiknya Sean Idol, saya jadi pengen lagi latian nyanyi di gereja – dan nggak
bolos lagi. Berinteraksi dengan pecinta kerajinan tangan dari kain flanel, jadi
pengen selihai mereka biar bisa bikin felt handcraft yang yahud juga. Ngliat profilnya Dini Shanti, jadi pengen
setajir dia jugalaah :D
Sean Idol. Source : Indonesian Idol.com |
Si Cantik yang ... apa ya? :D. Source : Fanpage Dini Shanti |
Yahud banget kan karyanya Mbak Tiwi? :) |
Jadi pengen semua, jadi
terinspirasi semua. Tapi tentu aja nggak semua bisa ‘masuk’ ke dalam diri saya
tho? Sebanyak-banyaknya spons menyerap air, di titik tertentu pasti nggak muat
lagi buat nyerap air kan? Karena ada sifat spons dalam diri manusia, secara sadar
atau nggak sadar, saya akan memilih hal-hal positif yang ada dari si influence itu. Saya hanya menyerap. Bukan
menjadi. Ketika saya mengatakan “Saya ya saya. Nggak ada yang lain,” rasanya kok
gak gitu-gitu amat ya. Makanya saya sebel banget kalo pas lagi kenalan sama
orang dia ngejawabnya “Emang kamu kenal aku yang lain? Aku ya aku. Nggak ada
yang sama dengan aku.” Because nothing
in this world is original. It is influence.”
So, hal-hal apa saja yang influence diri kamu? Sebaiknya sih
hal-hal yang influence itu, bisa mendatangkan
kebaikan buat kita, dan buat orang-orang yang kita temui. Karena ‘menerima
adalah berkah, dan memberi adalah anugerah.’ Jadi orang harus berguna tho?
*cmiiw ya, kawans. Cheers ^^
WiRani
No comments:
Post a Comment